Halo teman-teman Smansa! Bagaimana rasanya belajar di rumah selama pandemi? Tentu ada baik dan buruknya, namun mau bagaimana lagi, dengan datangnya COVID-19 masyarakat harus terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan menggunakan teknologi, terkhususnya para pelajar di seluruh dunia. Saat ini, siswa Smansa sudah menjalani Pelajaran Jarak Jauh atau PJJselama 8 bulan. Tak terasa karantina berlangsung sampai bulan November sekarang. Meskipun begitu, tidak ada alasan bagi siswa untuk putus semangat demi mendapatkan ilmu, karena Smansa sudah merancang suatu program belajar jarak jauh yang bisa diikuti oleh siswa dengan mudah dan tidak ribet. Siswa hanya perlu menjaga kesehatan dan menyiapkan mental terbaik agar dapat fokus saat guru memberikan materi pada aplikasi pembelajaran. Berbicara mengenai aplikasi pembelajaran, sebelum COVID-19 melanda, Smansa sudah menerapkan pemakaian beberapa aplikasi pembelajaran dalam kelas. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan guru dan siswa akan teknologi dalam pendidikan. Digitalisasi Pendidikan adalah proses menerapkan dan memanfaatkan digital dalam pembelajaran, mulai sistem pendidikan, kurikulum hingga perangkat administrasi pendidikan. Digitalisasi Pendidikan sangat bermanfaat untuk membuka mata teknologi di Smansa, apalagi di saat ada pandemi seperti ini di mana kemahiran umum dalam menggunakan aplikasi penting sekali agar dapat mengikuti pembelajaran daring. Pelajaran Jarak Jauh melalui beberapa fase pemakaian teknologi diakibatkan pandemi yang datang begitu mendadak sehingga pemerintah dan sekolah harus menciptakan suatu program yang tepat guna dan memadai semua siswa di Smansa. Dari berbagai aplikasi yang sudah di-trial and error, sekarang seluruh siswa menggunakan satu aplikasi yang serempak. Berikut sekilas semua aplikasi yang telah diuji coba di SMAN 1 Singaraja:
Pada awal PJJ diberlakukan, Smansa pernah menggunakan aplikasi Schoologysebagai penunjang Proses Belajar Mengajar (PBM). Aplikasi ini digunakan oleh beberapa guru mata pelajaran Smansa dalam PJJ. Kelebihannya dapat digunakan secara gratis dengan cara menginstallnya di smartphone ataulaptop.Siswa dapat melihat soal secara online, belajar mandiri, serta membentuk kelompok dengan temannya dimanapun dan kapanpun itu. Namun, kekurangannya adalah tampilan dari menu home kurang interaktif. Untuk pengaturan bahasa yang digunakan juga kurang banyak jenisnya (tidak variatif), termasuk bahasa Indonesia belum tersedia di dalamnya dan jika diakses pada mobile phone, konten yang tersedia kurang lengkap.
Selain Schoology, Smansa juga menggunakan Edmodo pada awal masa PJJ. Aplikasi ini menjadi favorit banyak guru mata pelajaran. Kelebihannya adalah memudahkan pengguna untuk mengirim berkas, gambar, video dan link, serta mengirim pesan individu ke guru mata pelajaran tertentu. Tampilannya pun menarik dan tidak monoton sehingga siswa merasa nyaman belajar. Kekurangannya adalah tidak ada fitur absensi, sehingga menyulitkan guru mata pelajaran untuk merekap absensi siswa. Bagi siswa, gangguan pada koneksi internet dapat mempengaruhi kelancaranaplikasi sehingga eror, dan proses PJJ bisa terganggu.
Secara keseluruhan, aplikasi sebelumnya masih tidak bisa diandalkan sebagai aplikasi yang memadai satu sekolah. Maka dari itu, diputuskan saat Tahun Pelajaran 2020/2021 menggunakan aplikasi Google Classroom. Kelebihannya adalah memiliki fitur daftar tugas yang bisa membantu siswa dalammenyelesaikan tugas-tugasnya. Para siswa juga bisa melihat tugas-tugas apa saja yang sudah mereka selesaikan dan siswa bisa mengetahui berapa nilai dari hasil tugasnya, serta bisamelatih kedisiplinan dan ketepatan waktu kita dalam mengumpulkan tugas. Dalam Google Classroom langsung tersambung dengan fitur Google lainnya, seperti Google Meet, Google Drive, Google Docs, dan kawan-kawannya. Namun, segala proses PJJ tergantung materi yang di-publish oleh guru. Sehingga siswa benar-benar harus mengikuti pembelajaran dengan serius. Kesimpulannya adalah Google Classroom sangat bisa diandalkan dalam pembelajaran daring seperti sekarang dan memiliki tampilan dan berbagai fitur yang menarik, memberi nilai positif pada aplikasi ini. Selain itu, fitur-fitur dari Google Classroom mudah dipahami atau dimengerti untuk orang yang baru mengenal teknologi.
Milea Lab merupakan sebuah aplikasi yang menyajikan sebuah grafis ruangan yang bisa diakses oleh pengguna. Khususnya di Smansa yang menjadi pelopor dalam memperkenalkan aplikasi ini ke siswanya pada acara HUT Smansa ke -70. Kelebihannya adalah menghadirkan suatu fitur dimana siswamerasakan belajar di ruangan kelas seperti pembelajaran tatap muka. Di samping itu, bisa menghilangkan rasa mumet atau stres karena tekanan belajar yang cenderung monoton bagi siswa sehingga terkadang merasa malas untuk ikut pelajaran. Namun sebaliknya, Milea lab masih tahap pengembangan yang artinya teknologi ini masih belum bisa beroperasi dengan baik. Kemudian,aplikasi ini hanya tersedia di Playstore, sehingga guru atau siswa pengguna iOS belum bisa ikut serta dalam Milea Lab.
Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran di Smansa sudah memberikan banyak manfaat untuk siswa. Dengan semua teknologi ini, diharapkan aplikasi yang digunakan dapat berkembang dengan baik agar siswa tidak lagi menjadi malas mengikuti PJJ karena kurangnya interaksi antar siswa-guru. Selain itu, dengan adanya aplikasi yang tepat guna maka siswa tidak akan menjadi mumet mengikuti pembelajaran daring. Jika PJJ sudah diatur sedemikian rupa, maka kesehatan siswa tidak lagi akan mengalami penurunan karena terlalu lama menatap layar. Ini semua penting untuk direalisasikan agar siswa Smansa dapat lebih efektif dalam mengikuti PJJ. Pada masa pandemi, siswa memerlukan suatu solusi agar dapat mengikuti pembelajaran daring dengan lancar. COVID-19 adalah penyakit yang tidak bisa kita tebak kapan akan surutnya. Maka dari itu, hal tercerdas adalah untuk menyiapkan kedepannya. Caranya adalah dengan menyiapkan platform e-Learning yang memadai bagi seluruh siswa Smansa agar tak ada satu pun siswa yang tidak mendapat pendidikan yang layak. Selain itu,harus ada penyediaan kurikulum yang sesuai dengan penyesuaian terhadap pandemi COVID-19 agar dapat terkait dengan kehidupan nyata. Sekolah juga harus menegaskan kembali aturan siswa dalam mengikuti PJJ agar disiplin, karena selama ini ada banyak siswa yang tidak mengumpul tugas tepat waktu, tidak hadir saat pembelajaran berlangsung, bahkan bolos saat PJJ berlangsung. Jika kita mau menjadi individu yang terdidik, harus ada konsekuensi atas kelakuan yang mencela tadi, seperti pengurangan nilai. Berlangsungnya pembelajaran daring diharapkan lebih interaktif diskusi saat pembelajaran agar guru maupun siswa sadar akan pentingnya menimba ilmu demi masa depan.Jika solusi ini diterapkan, maka COVID-19 bukan lagi halangan siswa SMAN 1 Singaraja untuk mendapatkan ilmu. Semua pengetahuan teknologi yang sekarang didapatkan akan membiasakan kita bergerak maju menuju pendidikan yang berbasis digital yang sifatnya lebih modern. Dengan ini, siswa Smansa akan siap menghadapi era teknologi berikutnya yang akan tiba dalam 15 tahun lagi, yaitu era teknologi 5.0. Era inilah yang menguji kesiapan umat manusia dalam menggunakan teknologi agar tidak mudah mengandalkan segalanya pada teknologi. Maka dari itu, mari kita menggunakan percepatan teknologi dengan baik agar dapat merasakan manfaatnya di waktu yang akan datang!
Salam literasi!